PKM Revitalisasi Islam Wasatiyah: Moderasi Pemikiran Kader PMII Komisariat Universitas Nurul Jadid

DOI: https://doi.org/10.33650/guyub.v2i1.1995

Authors (s)


(1) * Ainul Yakin   (Universitas Nurul Jadid Probolinggo)  
        Indonesia
(2)  Hafilul Fawaid   (Universitas Nurul Jadid Probolinggo)  
        Indonesia
(3)  Achmad Ainur Rafiq   (Universitas Nurul Jadid Probolinggo)
(4)  Faqih Thariqu Billah   (Universitas Nurul Jadid Probolinggo)
(5)  Affan Muzakki   (Universitas Nurul Jadid Probolinggo)  
        Indonesia
(6)  R. Ach. Supandi   (Universitas Nurul Jadid Probolinggo)  
        Indonesia
(7)  Maulidi Iksan   (Universitas Nurul Jadid Probolinggo)
(8)  Mahbubatul Hafifi   (Universitas Nurul Jadid Probolinggo)  
        Indonesia
(9)  Muhammad Sofwan Hadi   (Universitas Nurul Jadid Probolinggo)  
        Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Di tengah maraknya gerakan Islam dengan beragam ideologi, paham dan latar belakang di negara kita belakangan ini, cukup menghawatirkan citra Islam dan keutuhan bangsa. Gerakan tersebut tidak hanya menyentuh  basis kultur dan organisasi yang selama ini dianggap ekstreim, radikal dan intoleran, tapi sudah mulai masuk pada basis kultur dan organisasai yang afiliasi ideoginya dikenal toleran dan moderat.  Oleh karenanya, PKM ini mencoba melakukan pendampingan pada  organisasi pengkaderan tertentu yaitu, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Nurul Jadid (UNUJA) yang berbasis di pesantren sebagai upaya internaliaisasi pemahaman Islam wasatiyah. PMII yang berbasis di pesantren ini setidaknya menjadi ujung tombak dalam penguatan kader gerakan Islam yang lebih toleran, adil dan berimbang dalam gerakan guna menularkan paham Islam yang ramah, toleran moderat.

Moderasi pemikiran keislaman, utamanya  pada  kalangan muda dan organisasi kader dirasa sangat penting agar Islam yang berkembang di negeri kita lebih ramah, adil dan membawa rahmat untuk semua.  Cara  pandang dan pemahaman Islam  wasatiyah   mengajak setiap individu memiliki  tanggungjawab  terhadap  individu  lain dengan  solidaritas  yang  terbangun  secara organik. Posisi  tengah dijadikan  Islam  wasatiyah sebagai  medium  untuk  menjalankan  fungsi Islam  melihat  dua  sisi  secara  seimbang.  Paradigma Islam  wasatiyah  menyajikan   nilai   toleransi, humasnis-dialogis,  mengutamakan  kekuatan  persaudaraan, keadilan, menjunjung toleransi antar umat beragama, suku dan golongan guna menghindari  perilaku  ekstrem yang mengancam keutuhan bangsa.  Berangkat dari fenomena di atas, PKM melalui pendampingan moderasi pemikiran keislaman kader PMII  Komisariat UNUJA menjadi  penting sebagai wahana kaderisasi mahasiswa Islam agar masyarakat terhidar dari berbagai macam konflik atas nama agama.

 

Kata Kunci:  Revitalisasi, Islam wasatiyah,  Mederasi Islam, PMII Nurul Jadid.




Full Text: PDF



Article View

Abstract views : 397 times | PDF files viewed : 803 times

Dimensions, PlumX, and Google Scholar Metrics

10.33650/guyub.v2i1.1995


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Ainul Yakin, Hafilul Fawaid, Achmad Ainur Rafiq, Faqih Thariqu Billah, Affan Muzakki, R. Ach. Supandi, Maulidi Iksan, Mahbubatul Hafifi, Muhammad Sofwan Hadi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

This journal is licensed under

Creative Commons License
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.