INKULTURASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI TENGAH PERBEDAAN MULTIKULTUR RAS, SUKU, DAN AGAMA: Studi Kasus di Yayasan Bali Bina Insani Tabanan Bali
Authors (s)
(1) * Hirtsul Arifin   (Sekolah Tinggi Agama Islam Istiqlal, Buleleng, Bali)  
        Indonesia
(*) Corresponding Author
AbstractPendidikan multikultural tetap menjadi isu penting dewasa ini, apalagi kondisi sosial dihadapkan pada tantangan gerakan radikalisme yang semakin terbuka. Pendidikan multikultural dapat dijadikan sebagai gerakan anti radikalisme. Tulisan ini mengurai permasalahan pendidikan multikultural di Pesantren Bali Bina Insani. Secara konsep, pendidikan multikultural di Pesantren Bali Bina Insani (BBI) ditandai dengan civitas yang beragam. Terdapat guru dan pegawai Muslim dan non Muslim (Hindu). Santri-santri juga beragam. Materi pelajaran bersifat inklusif-toleran. Pendekatan dan strategi pembelajarannya variatif. Evaluasinya komprehensif. Lingkungannya plural. Pesantren BBI menghargai perbedaan dan mengedepankan persamaan. Ia memiliki wawasan, sikap dan perilaku toleransi organik. Pendidikan multikultural didesain sebagai strategi adaptasi di daerah minoritas Muslim. Melalui pendidikan multikultural, Pesantren BBI diterima dengan baik oleh masyarakat Hindu. Ia tumbuh berkembang secara kelembagaan; adanya jalinan kerjasama sosial antara masyarakat dengan Pesantren BBI; masyarakat berpartisipasi dalam mengontrol perilaku santri. Respon masyarakat juga baik, mereka hidup rukun dan saling bekerjasama secara mutual simbiosis. |
Keywords
Full Text: PDF
Article View
Abstract views : 1082 times | PDF files viewed : 1177 times10.33650/trilogi.v2i1.2864 |
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Hirtsul Arifin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This ejournal system and its contents are licensed under
a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License