Menghilangkan Budaya “Gasab” Di Pondok Pesantren Melalui Konsep Manajemen Perubahan Dan Organisasi Pembelajaran

DOI: https://doi.org/10.33650/al-tanzim.v1i2.116

Authors (s)


(1) * Ainur Rifqi   (Universitas Nurul Jadid)  
        Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Pondok pesantren yang menjadi cerminan bagi lembaga pendidikan lainnya dalam masalah perbaikan sikap, memiliki beban tugas yang sangat penting dalam pendidikan karakter. Namun, gasab yang merupakan sikap yang kurang terpuji, masih menjadi trend di beberapa pesantren. Untuk mengubah kebiasaan tersebut, maka perlu adanya organisasi pembelajaran yang dapat mengubah karakter buruk santri tersebut. Agar organisasi pembelajaran dapat berjalan secara efektif maka dibutuhkan 1) visi bersama (shared vision), 2) berpikir sistem (system thinking), 3) belajar beregu (team learning), 4) penguasaan pribadi (personal matery), dan 5) model mental (mental models). Dalam mengubah karakter tersebut, agar santri menerima perubahan yang dilakukan maka pesantren perlu menerapkan model manajemen perubahan, yang terdiri dari 1) The Choice Process, 2) The Trajectory Process, 3) The Change Process.




Full Text: PDF



Article View

Abstract views : 688 times | PDF files viewed : 548 times

Dimensions, PlumX, and Google Scholar Metrics

10.33650/al-tanzim.v1i2.116


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Ainur Rifqi

Creative Commons License
 
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Published by Postgraduate of Nurul Jadid University, Probolinggo, East Java, Indonesia.