Dialektika Sunni dan Syiah Melacak Argumentasi Hukum Nikah Mut’ah
AbstractStudi ini bertujuan untuk melacak, memperlihatkan dan mengomparasikan argumentasi yang mendasari pandangan Sunni dan Syiah tentang nikah mut’ah. Perbedaan pendapat antarkeduanya, terkait keniscayaan nikah mut’ah, akan ditelusuri berdasarkan sumber hukum masing-masing pandangan, yakni penafsiran QS. an-Nisa [4]: 24. Fuqaha Sunni yang merujuk pada fikih empat mazhab memahami ayat tersebut bukan sebagai dalil yang memperbolehkan nikah mut’ah, sementarafuqaha Syiah justru memahami sebaliknya. Dengan metode komparatif, studi ini menyatakan bahwa berdasarkan QS An-Nisa’ [4]: 24, al-Mu’minun [23]: 5-7, dan at-Talaq [65]: 1, pernyataan hadis dan ijma’ ulama, dapat dipahami bahwa nikah mut’ah termasuk dalam katergori haram. Sebaliknya, fuqaha Syiah berpendapat bahwa QS. an-Nisa [4]: 24 adalah dalil yang meperbolahkan mut’ah yang berlaku sejak masa awal keislaman dan hanya dilarang pada masa Umar bin Kattab. Pelarangan tersebut dipahami bukan sebagai larangan yang berpijak pada dalil naqli, melainkan hanya sebagai ijtihad Umar yang merupakan dalil aqli, dan karenanya tidak menutup peluang interpretasi.
|
Full Text:
References
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Al-Bukhari, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail. (t.th.). şahīh al-Bukhāri. Beirut: Dār al-Kutub al'Ilmiyah.
Ali bin al-Husain al-Kurki. (1991). Jami’ al-Maqasid fi Syarh al-Qawa’id. Beirut: Muassasah Ali Bait li Ihyā’ at-Turāth..
Al-Jaziri, Abdurrahman. (1410H/1990M). Kitab al-Fiqh ‘Ala al-Madzahib al-Arba’ah. Juz.IV. Beirut-Libanon: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah.
Al-Mubarak, Faisal bin Abdul Aziz. (2002). Busthan al-Ahbar Mukhtashar Nailul Authar, jilid. 5. Diterjemahkan oleh: Mu’ammal Hamidy dkk. Surabaya:PT. Bina Ilmu.
Ash-Shabuni, M. Ali. (1994). Tafsir Ayat-Ayat Hukum dalam al-Qur’an, jilid II. Bandung: alMa’arif.
asy-Syafi’i, Abu Abdillah Muhammad ibn Idris. (1422H/2001M). al-Umm, Juz VI, Tahqiq; Dr. Rif’at Fauzi Abdul Muthalib, ( Kairo-Mesir: Dar al-Wafa’.
Az-Zuhaili, Wahbah. (1405H/1985M). al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu. Juz. VII. Damsyik: Dār al-Fikr.
Ibnu Rusyd, Abu al-Walid Muhammad bin Ahmunnah bin Rusyd, Bidāyah al-Mujtahid wa Nihāyah al-Muqtaşid, penerjemah: Imam Ghazali Said dan Achmad Zaidun, Jakarta:
Muslim bin Hajjaj, Abu Husain al-Qusyairy an-Naisaburi, şahīh Muslim, Syarah an-Nawawī, Juz IV, (Beirut: Dār Ihya at-Turaś al-‘Arabi, 1415/1995).
Pustaka Amani, 2007).
Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf, Halal dan Haram dalam Islam, alih bahasa: H. Mu’ammal Hamidy, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2003).
Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, jilid 6, alih bahasa: Mohammad Thalib, (Bandung: al-Ma’arif, 1980).
Satori, Djam’an, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011).
Subhani, Ja’far, 15 Permasalahan Fikih yang Hangat dan Kontraversial, (Jakarta: Nur alHuda, 2013).
Subhani, Ja’far, Syi’ah: Ajaran dan Praktiknya, (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012).
Syarifuddin, Amir, Garis-garis Besar Fiqh, (Bogor: Kencana, 2003).
Tim Ahlulbait Indonesia, Syi’ah menurut Syi’ah, (Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Ahlulbait Indonesia, 2014).
http://zuamar.blogspot.com/2016/12/artikel-hukum-keluarga-islam-pro-kontra_12.html
10.33650/at-turas.v5i1.321 |
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Subhan Subhan
This journal is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License