Menelusuri Sekularisme dalam Konteks Keberagamaan
AbstractGerakan sekularisme seringkali dianggap sebagai bentuk kemodernan bagi suatu komunitas tertentu, yang ditandai dengan rasionalitas sebagai identitasnya. Pun demikian, tidak dapat dipungkiri keberadaan gerakan sekularisme telah mempengaruhi konsep dan perilaku keagamaan masyarakat. Karena modernisme yang menjadi bungkus sekularisme telah menjelma menjadi sytle, metode, maupun ekspresi-ekspresi lainnya bagi masyarakat. Sekularisme yang lahir di Barat seakan memberi informasi kepada bangsa Timur yang notabene dianggap sebagai masyarakat tertinggal dan berlumur kemiskinan, bahwa jika ingin maju dan terdidik, maka kunci utamanya adalah menjadi masyarakat modern.
|
Full Text:
References
Sho’ub, Hasan. (1997). Islam dan Revolusi Pemikiran, Dialog Kreatif Ketuhanan dan Kemanusiaan, terj. Mohammad Luqman Hakiem, Surabaya: Risalah Gusti.
Assad, Muhammad. (1992). Umat Islam di Simpang Jalan, terj. Muhammad Mahrus, Jakarta: Fikahati Aneska.
Nashir, Haedar. (1997). Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. I.
Arkoun, Mohammed. (2001). Islam Kontemporer Menuju Dialog antar Agama, terj. Ruslani, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Gautier, Guy. (1985). La Laicite en Mirror, Paris: Grasset.
Zubair, A Charis. (1997). Etika Rekayasa Menurut Konsep Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.
Modhofir, Ali. (2001). Kamus Filsafat Barat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Furgosan, Kitty. (1995). Stephen Hawking: Pencarian Teori Segala Hal, terj. Jakarta: Grafiti.
Hanafi, Hassan. (2003). Oposisi Pasca Tradisi, terj. Khairon Nahdiyyin, Yogyakarta: Syarikat Indonesia.
Yafie, Ali. (2003). Menggagas Fiqih Sosial, Bandung: Syarikat Indonesia.
Ali Enginer, Asghar. (2003). Islam dan Teologi Pembebasan, terj. Agung Prihantoro, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,cet. III.
Rahardjo, M. Dawam. (2002). Ensiklopedi Al-Qur’an, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, Jakarta: Paramadina.
Husein Nasr, Sayyed. (1989). Knowledge and The Secred, New York: State University of New York.
Kuschel, Karl-Josef, et.al. (2003). Agama Sebagai Sumber Kekerasan?, terj. Imam Baehaqie, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muluk, Hamdi, 12 Mei (2003). “Split Personality” atau “Schizophrenia” Sosial? Dalam Kompas.
Shihab, Alwi. (2004). Membedah Islam di Barat, Menepis Tudingan Meluruskan Kesalahpahaman, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
--------,--------. (1997) Islam Inklusif, Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, Bandung: Mizan, cet I. selengkapnya pernyataan Gellner tersebut di bukunya “Flux and Reflux in The Faith of Man” dalam Muslim Society, 1992, hal. 1-85
Sunardi, St. (1993). Dialog: Cara Baru Beragama, Sumbangan Hans Kung bagi Dialog Antar Agama dalam Dialog: Kritik dan Identitas Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Murata, Sachiko. (1996) The Tao of Islam, terj. Rahmani Astuti dan M.S. Nasrullah, Bandung: Mizan
E. Palmer, Richard. (2003). Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi, terj. Mansur Hery dan D. Muhammed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budiman, Hikmat. (1997). Pembunuhan Yang Selalu Gagal, Modernisme dan Krisis Rasionalitas Menurut Daniel Bell, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lessing, (1977). Tarbiyyah al-Jins al-Basyari, Kairo: Dar al-Saqafah.
10.33650/at-turas.v5i1.325 |
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 M. Bakir
This journal is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License