REFORMULATION OF ADMINISTRATIVE SANCTIONS AGAINST PPAT FOR NEGLIGENCE IN REQUESTING PROOF OF BPHTB PAYMENT
AbstractThis study aims to examine the reformulation of administrative sanctions imposed on the Land Deed Official (PPAT) who neglects to request proof of payment for the Land and Building Acquisition Duty (BPHTB) before signing the deed of land transfer. As a public official authorized to create authentic deeds, PPAT is responsible for ensuring the completeness of administrative requirements related to BPHTB. However, the administrative fine of IDR 10,000,000 for a PPAT’s negligence is deemed disproportionate, considering the amount of honorarium received by the PPAT based on the applicable regulations. Based on a literature review and interviews with PPAT in Malang Regency, this study highlights the injustice of imposing sanctions on PPAT, which essentially only fulfills administrative obligations in the preparation of the deed of land transfer. Meanwhile, the obligation to pay BPHTB lies with the taxpayer. This study offers a reformulation of administrative sanctions that is fairer by considering the PPAT’s authority, in line with the principles of legal justice. It is hoped that the findings of this study will contribute to the improvement of regulations related to taxation and land registration in Indonesia. Reformulation, Administrative Sanctions, PPAT, BPHTB Reformulation, Administrative Sanctions, PPAT, BPHTB. |
Full Text:
References
Amalia, M. (2023). Hukum Pajak. Get Press Indonesia.
Aprlita, S. (2021). Sosiologi Hukum. Penerbit Kencana.
Asshiddiqie, J. (2013). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. PT. Raja Grafindo.
Asshiddiqie, J. (2014). Perihal Undang-Undang. PT. Raja Grafindo.
Ayaturrohmah Fijihadi, & Nynda Fatmawati. (2024). Tantangan dan Kontroversi terhadap Dampak Serta Implikasi dalam Implementasi PP No. 35 Tahun 2023. Dewantara : Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora, 3(1), 236–245. https://doi.org/10.30640/dewantara.v3i1.2231
Bohari. (2018). Pengantar Hukum Pajak. Rajawali Press.
Brotodihardjo, R. S. (1958). Pengatar Ilmu Hukum Pajak. Jakarta Press.
Dinata, I. N. A. M., Seputra, I. P. G., & Suryani, L. P. (2020). Akibat Hukum Kelalaian Pejabat Pembuat Akta Tanah (Ppat) Yang Tidak Melaporkan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) Dalamperalihan Hak Atas Tanah. Jurnal Analogi Hukum, 2(1).
Effendi, L. (2010). Pokok-Pokok Hukum Pajak. Bayu Media.
Fadhil Yazid. (2020). Pengantar Hukum Agraria. Undhar Press.
Huda, N. (2022). Peran Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah Dalam Proses Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan (Bphtb) Secara Online Di Kota Padang. Jurnal Notarius, 1(2), 272.
Limbong, T. M., Dewi, A. T., & Sitompu, R. M. (2022). Tanggung Jawab Ppat Atas Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) Pada Akta Jual Beli Tanah Dan Bangunan Di Kota Medan. Jurnal Penelitian Law Jurnal, 3(1), 58.
Mala, B. L. (2017). Akspek Yuridis Pembatalan Akta Notaris Berdasarkan UU No. 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. Lex Administratum, 5(1), 6.
Murjiyanto, R., & Ismaya, S. (2016). Menetapkan Pilihan Nilai Jual Obyek Pajak Bumi dan Bangungan sebagai Dasar Penghitungan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Ius Quia Iustum, 23(1), 149.
Nurmana, S. (2003). Pengantar Perpajakan. Obor Indonesia.
Pandiagan, R. (2015). Hukum Pajak. Penerbit Graha Ilmu.
Pudiatmoko, Y. S. (2002). Pengantar Hukum Pajak. Penerbit Andi Offset.
Rachman, A. R. (2023). Penetapan Terutang Pajak Saat Terjadinya Peralihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan. Unes Law Review, 6(1), 3550.
Rahardjo, S. (2012). Ilmu Hukum. Citra Aditya Bakti.
Ravianto, R., & Purnawan, A. (2017). Peran Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) Dengan Pendekatan Self-Assessment System. Jurnal Akta, 4(4), 568.
Saidi, M. D. (2018). Edisi Terbaru Pembaruan Hukum Pajak. Rajawali Press.
Samudera, T. (2014). Hukum Pembuktian Dalam Acara Perdata. Alumni.
Santoso, U. (2016). Pejabat pembuat akta tanah : perspektif regulasi, wewenang, dan sifat akta (Edisi 1). Prenada Media Group.
Siahaan, M. P. (2013). Bea Perolehan Hak Atas tanah Dan Bangunan, Teori Dan Praktek. Grafindo Persada.
Soedjendro, J. K. (2001). Perjanjian Peralihan Hak atas Tanah yang Berpotensi Konflik. Kanisius.
Suandy, E. (2000). Hukum Pajak. Salemba Empat.
Subekti. (2012). Hukum Perjanjian. Intermasa.
Tjandra, W. R. (2018). Hukum Administrasi Negara. Sinar Grafika.
Wahyuana, Y. M. (2022). AKIBAT HUKUM TERHADAP PPAT YANG MENANDATANGANI AKTA JUAL BELI SEBELUM DILAKUKANNYA PEMBAYARAN BPHTB. JURNAL HUKUM Dan KENOTARIATAN, 6(3).
| 10.33650/jhi.v9i1.11365 |
|
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2025 Syakir Prayoga, Shinta Hadiyantina, Arini Jauharoh
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.