Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm, 53. Pengertian pendidikan ini juga dapat dipaparkan secara gamblang di Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan pendidikan integrative di sekolah, keluarga dan masyarakat, (Yogyakarta: LKiS, 2008), hlm, 13.
Tadjab, Perbandingan pendidikan-Studi perbandingan tentang beberapa aspek pendidikan barat Modern, Islam dan Nasional,(Surabaya: Karya Abditama, 1994), hlm, 34.
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), 6.
Ja’far, Beberapa aspek pendidikan Islam, (Surabaya: al-Ikhlas, 1982), hlm, 142.
Sholehoddin dkk, Jelajah; Aliran dan paradigman pendidikan, (Surabaya: Yafat, 2015), 169.
Siswanto, Filsafat dan pemikiran pendidikan Islam, (Surabaya: Pena Salsabila, 2015), hlm, 19.
Hal ini dapat dilihat di Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren, (Jakarta: Paramadina, tt), xiv.
Obsevasi awal yang dilakukan oleh calon peneliti pada tanggal 25 Juli 2018.
Tim penyususn KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balaipustaka, 2000), 287.
Suryo Subroto, Proses belajar mengajar di Sekolah,(Jakarta: CV Rineka Cipta, 2002), hlm, 27.
Ika Rohmati, upaya meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak dengan menggunakan model numbered head together (NHT) pada siswa kelas IV di MI Raudhatul Ulum Jabal Sari Tulung Agung, (Tulung Angung: Skripsi IAIN Tulung Agung, 2014), 25.
Quthfi Mu’arif, Menggali akar visi humanis Liberal Art membentuk manusia berparadigma holistik, dalam Jurnal Edukasi vol viii/nomor 1/2011. hlm.42.
Ibid, hlm, 44.
Madyo Eko Susilo dan Kasihadi, Dasar-dasar pendidikan, (Semarang: Effar Publishing, 1987),hlm, 9.
Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta: Grafindo, 2001), 132.
Ibid, 98-99.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim: Tafsir Atas Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997), 78.
Wayan Nurkencana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm, 1.
Charlene Tan. Educative Tradition and Islamic School in Indonesia. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(3): 2015, 417-430.
Peter Kaylene & Tressa Lawrence Rosone. Multicultural Perspective on the Motivation of Students in Teaching Physical Education. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(1): 2016, 115-126
Tabrani, ZA., & Masbur. Islamic Perspectives on The Existence of Soul and Its influence In Human Learning (A Philosophical Analysis of the Classical and Modern Learning Theories). Jurnal Edukasi (Jurnal Bimbingan Konseling), 1(2): 2016, 99-112.
Ibid, 89-102.
Ibid, 99-112.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif yang berupa situasi, peristiwa, perilaku, interaksi yang diambil dari pengalaman, sikap kepercayaan, pemikiran dan cerita. Data tersebut dapat diambil dari dokumentasi, korespondensi, rekaman sejarah tentang suatu peristiwa. Penelitian kualitatif ini lebih menekankan kepada kualitas secara alamiyah karena berkaitan dengan pengertian, konsep nilai-nilai serta ciri-ciri yang melekat pada objek penelitian. Isadore and Carolyn R. Benz, Qualitatif-Quantitatif Research Metodology Exploring the Interactive Continum (USA: Southern Illinois University Press, 1988), 5.
Pendekatan fenomenologi ini diupayakan sebagai sebuah usaha untuk membangun metodologi lebih kuat dan kohern, fenomenologi ini dimulai dari Hegel (1770-1831) dalam bukunya The Phenomenology of Spirit (1806), dia berpendapat bahwa pendekatan fenomenologi ini dapat menghasilkan sebuah pemahaman atas fenomena yang ada dalam suatu esensi yang mendasarinya. Fenominologi keberagamaan berakar pada esensi atau kesatuan mendasar (geist atau spirit). Lihat di Clive Erriker, Pendekatan Fenominologis, dalam Piter Conolly, Aneka Pendekatan Studi Agama, terj, Imam Khoiri (Yogyakarta: LKiS, 2009), 110. Metode ini kemudian di kembangkan oleh Edmud Husserl (1859-1938) sebagai pengaruh dari positivistik, materialism dan saintisme, Antony Flew, A Dictionary of Fhilosophy (New York: St. Martin Press, 1984), 266. Kemudian diteruskan oleh Alferd Schultz (1913-2011) dalam filsafat kontemporer yang di inspirasi oleh metode Vestehen Max Waber, sehingga fenominologi yang sebenarnya bersifat filosofis berubah menjadi sosiologis, lihat di Sindung Haryanto, Spectrum Teori Social dari Kalasik Hingga Postmodern (Yogyakarta: Ar-Ruzz media, 2012), 147.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), 6. Juga bisa dilihat di Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif- Analisis Data (-Model Bogdan dan Bikken, -Model Milles dan Hubermann, -Model Struss dan Corbin, -Model Spradley, -Analisis Model Philp Myring, -Program Komputer NVivo) (Jakarta: CV Raja grafindo persada, 2010), 1.
David E.Mc Nabb, Reaseach Metods for Political Science Quantitaive and Qualitative Metods (New York: ME Sharpe, 2004), 345.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 6.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/06/07/teori-belajar-humanistik-dan-implementasi-dalam-pembelajaran/
Budiningsih, C Asri, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2005)
https://dosenpsikologi.com/contoh-penerapan-psikologi-humanistik-dalam-pembelajaran
Paulo Freire, Pendidikan sebagai sebuah proses, (Bandung: Pustaka Pelajar, 2008), hlm, 11.
Mellissa Acosta. Paradigm Shift in Open Education And E-Learning Resources as Teaching And Learning In Philippines. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2): 2016, 161-172.